Cari di Sini

Sabtu, 07 November 2009

Keberlanjutan Kehidupan di Bumi

Apa yang dimaksud dengan keberlanjutan? Definisinya banyak, tetapi semuanya mengacu kepada suatu kebenaran sederhana. Kita adalah spesies dengan hasrat tak terbatas yang hidup di Bumi yang sumber dayanya terbatas. Populasi kita, kekayaan kita, dan pengharapan kita telah tumbuh dengan dramatis dalam dekade-dekade belakangan ini, sementara Bumi, kalaupun tumbuh, telah tumbuh menjadi lebih kecil karena teknologi telah membuat kita kian dekat satu sama lain. Kita harus menyadari bahwa kita tak dapat menciptakan planet yang lebih besar. Namun itu tak berarti kita tanpa harapan. Harapan itu ada, bersama ketetapan hati, kreativitas, dan inovasi.

Kita telah menggunakan lebih banyak sumber daya terbarukan Bumi-tanaman dan tanah, air tawar, air bersih, dan yang lainnya-daripada yang dapat disimpan alam setiap tahun. Dengan jumlah penduduk yang mendekati tujuh miliar dan masih tumbuh pesat, ketidakseimbangan itu tentulah akan meningkat dengan berlalunya waktu. Kita dihadapkan pada kemungkinan, karena populasi kita akan melonjak hingga sembilan miliar pada tahun 2050, semua sumber daya Bumi mungkin tak akan cukup untuk memberi makan, memberi sandang dan memelihara kita semua.

Planet baru bukanlah pilihan dan turun menuju kemiskinan global tak dapat dipertimbangkan. Jadi, dari manakah datangnya harapan? Untuk satu hal, ini datang dari pengakuan bahwa kita dapat memperlambat laju pertumbuhan pengan jauh lebih cepat dari sekarang. Di seluruh dunia, kurangnya akses terhadap alat kontrasepsi telah mengakibatkan berjuta-juta kehamilan-diperkirakan 76 juta orang di dunia berkembang saja-yang turut membuat bengkak populasi manusia, menekan keluarga, infrastruktur lokal, dan lingkungan global. Dengan membuat program KB tersedia bagi yang menginginkannya, kita dapat memperlambat laju pertambahan penduduk secara dramatis. Jika tidak, kita mungkin akan mendapati ada 11 miliar penduduk hingga tahun 2050, bukan 9 miliar.

Namun, kita juga perlu mencari efisiensi baru. Keberlanjutan akan datang dalam 1.000 cara. Sumber energi terbarukan akan menjadi bagian penting dari solusi dan ada banyak alasan untuk berharap peningkatan kesejahteraan manusia akan ditenagai angin, Matahari, gelombang laut, dan panas Bumi.


Banyak yang juga berharap, pasokan energi berkelanjutan yang lebih beragam akan membantu menyebarkan manfaat ekonomi secara lebih luas. Bolivia, misalnya, telah lama memasok dunia dengan timah dan mineral lain. Namun, Bolivia juga punya setengah lithium dunia-bahan penting dalam baterai untuk kendaraan listrik. Warga Bolivia akan menghadapi tantangan yang sama seperti kita semua: memanfaatkan kesempatan bagi masa depan yang lebih cerah tanpa mengulangi kesalahan ekonomi dan ekologi masa lalu.

Yang ironis, sumber daya hayati dan terbarukan menghadapi tantangan terbesar. Alam menyediakan layanan mendasar yang amat banyak bagi kesejahteraan kita, tetapi kerap tak kita perhatikan sampai semua mulai menghilang. Pohon tidak akan tumbuh lagi di pinggir bukit jika tanah telah hanyut terbawa air dan ikan tak dapat lagi kembali ke tempat pembiakan yang diratakan oleh pukat ikan yang merusak. Simpanan besi, uranium, atau potasium akan ada sampai kita menggunakannya; tetapi sumber daya alam yang jauh lebih berharga, jika kita menyalahgunakannya, dapat lenyap begitu saja.

Bagi ratusan juta penduduk, dari Brasil hingga India, terutama di China, perluasan ekonomi dan globalisasi berarti bebas untuk pertama kalinya dari kemiskinan yang menggilas. Kemajuan itu kini terancam dan demikian juga kesehatan ekosistem global. Karena kita menghadapi tantangan lingkungan dan ekonomi yang kompleks dan saling terkait, kita harus berusaha tak hanya melestarikan pesona alam dan fungsi yang sangat penting dari planet tempat kita tinggal, tetapi juga memperluas harapan bagi hidup yang aman dan sumber daya yang cukup bagi seluruh umat manusia.

Sumber: National Geographic Indonesia: Detak Bumi, Edisi Spesial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apakah anda setuju bahwa pemanasan global memang sedang terjadi?

Powered By Blogger